Akhirnya lebaran juga

Setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, maka pada hari ini, 10 September 2010 umat Islam di seluruh dunia merayakan Hari Raya Iedul Fitri, sebagai kemenangan dalam berperang melawan hawa nafsu. Dan dengan ber-Iedul Fitri, diharapkan manusia kembali ke fitrahnya, kembali suci dan menyucikan diri, untuk membuka lembaran kehidupan baru yang lebih baik di tahun berikutnya.

Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1431 Hijriyah, Mohon Maaf Lahir dan Batin.


Idul fitri adalah hari merupakan kemenangan yang mengembalikan manusia pada fitrahnya (kesucian) dimana jiwa kembali bersih karena dibasuh dengan ibadah dan saling memaafkan juga karena rezeki yang kita miliki telah dicuci pula dengan zakat. Kembali kepada kesucian artinya dengan merayakan Idul Fitri ini kita mendeklarasikan kesucian kita dari berbagai dosa sebagai buah dari ibadah sepanjang bulan Ramadan. Pada Idul Fitri inilah, manusia yang taat pada takdir Allah SWT meyakini tibanya kembali fitrah diri yang kerap diimajinasikan dengan ungkapan kala itu seperti terlahir kembali. Dan, bila kita bersedia menerima fitrah yang ada di hari besar ini serta menerjemahkan dengan pikiran dan bahasa sederhana, Idul Fitri merupakan momentum bagi manusia untuk langkah awal menuju kehidupan lebih baik.

Di hari Idul Fitri, jiwa kita akan merasa tenang dan tenteram karena dosa-dosa kita telah diampuni oleh Allah SWT, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadlan karena iman dan mengharapkan pahala, niscaya diampunkan baginya apa yang telah lalu dari dosanya”.

Beberapa kebiasaan Rasulullah SAW dan para sahabat dalam menyambut Idul Fitri yang patut dicontoh, yaitu:

  1. Berpenampilan Indah
    Rasulullah SAW itu saat Idul Fitri memakai pakaiannya yang paling baik (bukan berarti baju baru, lho) dan membaguskan penampilannya. Berkata Ibnul Qayyim dalam "Zadul Ma'ad": "Nabi memakai pakaiannya yang paling bagus untuk keluar (melaksanakan shalat) pada hari Idul Fitri dan Idul Adha. Beliau memiliki perhiasan yang biasa dipakai pada dua hari raya itu dan pada hari Jum'at. Sekali waktu beliau memakai dua burdah (kain bergaris yang diselimutkan pada badan) yang berwarna merah, namun bukan merah murni sebagaimana yang disangka sebagian manusia, karena jika demikian bukan lagi namanya burdah. Tapi yang beliau kenakan adalah kain yang ada garis-garis merah seperti kain bergaris dari Yaman".


  2. Bertakbir
    Bertakbir atau biasa kita sebut takbiran merupakan sunnah Rasul. Telah diriwayatkan bahwa, "Beliau keluar pada hari Idul Fitri, maka beliau bertakbir hingga tiba di tanah lapang dan hingga ditunaikannya shalat. Apabila beliau telah menunaikan shalat, beliau menghentikan takbir". Juga pada pagi hari Idul Fitri dan Idul Adha, Ibnu Umar mengeraskan takbir hingga ia tiba di tanah lapang, kemudian ia tetap bertakbir hingga datang imam.


  3. Mandi sebelum shalat 'Id
    Dari Nafi' ia berkata : "Abdullah bin Umar biasa mandi pada hari Idul Fitri sebelum pergi ke tanah lapang." Sedang Imam Said ibnul Musayyib berkata : "Sunnah Idul Fitri itu ada tiga, berjalan kaki menuju tanah lapang, makan sebelum keluar ke tanah lapang dan mandi."


  4. Makan sebelum berangkat sholat
    Makan sebelum berangkat sholat bukan berarti di sana nanti nggak menyediakan konsumsi, tapi karena emang disunnahkan kok oleh Rasulullah SAW. Dari Anas r. a. ia berkata : "Rasulullah SAW tidak pergi ke tanah lapang pada hari Idul Fitri hingga beliau makan beberapa butir kurma.


  5. Silaturahmi berkunjung ke rumah tetangga
    Sesudah shalat Idul Fitri nanti kita meminta maaf dan bersalaman kepada keluarga, kaum kerabat dan famili, teman, tetangga dan kenalan kita dari kejahatan, kesalahan serta perbuatan dzalim yang pernah kita lakukan terhadap mereka, agar jiwa kita benar-benar terbebas dari dosa kepada Allah SWT dan kesalahan kepada sesama manusia. Senang dan lega banget rasanya saat kita menyalami mereka, selain itu mempererat ukhuwah juga menghapus dosa atau kesalahan yang telah kita lakukan pada teman kita itu.

Pada hari raya kita melihat sebagian manusia pergi dengan berjalan kaki, sebagian berkendaraan, sebagian memakai pakaian yang baru dan indah, sebagian memakai pakaian kumal apa adanya, bahkan sebagian ada yang tidak punya pakaian, sebagian orang bermain dan tertawa-tawa, tapi sebagian lainnya ada yang bersedih bahkan menangis.

Sebaik-baik kita adalah yang dapat mengambil hikmah dari Iedul Fitri sebagai bekal nantinya di akhirat.